A. PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Menurut
Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyelesaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap
murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat
memaksimalkan potensi mereka tapi juga akan banyak belajar tentang nilai
kehidupan penting seperti indahnya
perbedaan, saling menghargai, kemerdekaan belajar dan berbagai nilai penting
lainnya.
1.
Lingkungan
belajar yang mengundang murid untuk belajar
2.
Tujuan
pembelajaran yang didefenisikan secara
jelas
3.
Penilaian
Keberlanjutan
4.
Merespon
Kebutuhan Belajar Murid
5.
Manajemen
Kelas yang Efektif
B. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI, KEBUTUHAN BELAJAR DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR
Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, yang paling ditekankan adalah kebutuhan belajar
murid. Setiap murid memiliki karakteristik sendiri. Mereka berbeda dalam hal
minat, kecerdasaran, tingkat ekonomi dan satatus social dan hal ini sangat
berpengaruh pada gaya belajar dan kebutuhan belajar murid. Oleh karena itu,
seorang pendidik harusnya tidak memberikan perlakuan yang sama kepada murid
tapi memperlakukan mereka sesuai kebutuhan belajarnya.
Ada 3 kategori kebutuhan belajar yaitu kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, kebutuhan belajar berdasarkan minat dan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar. Dari 3 kategori ini, kita kemudian menyusun pemetaaan kebutuhan belajar anak, dimana anak dengan kebutuhan belajar yang sama akan digabung dalam satu kelompok sehingga guru bisa memberikan perlakuan berbeda kepada setiap kelompok .
Pembelajaran diferensiasi yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa, akan menciptakan lingkungan belajar yang positif sehingga murid belajar dengan rasa aman, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Lingkungan belajar yang seperti ini akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa
C. KAITAN
MATERI ANTAR MODUL
Ki Hadjar
Dewantara mengatakan bahwa pendidikan itu menuntun kodrat yang ada pada anak,
menumbuhkan pekerti , bermain dan berhamba pada anak. Jadi pada intinya pemikiran
Ki Hajar Dewantara menekankan pada pendidikan yang berpusat pada anak. Oleh
karena itu, kita sebagai pendidik harus mampu membuat murid belajar dengan rasa
merdeka.
Semangat
Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat
tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu
dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat
ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk
arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut
adalah Profil Pelajar Pancasila. Pelajar pancasila diharapkan menjadi pelajar
sepanjang hayat yang berkompetensi global dan berperilaku sesuai nilai pancasila.
Agar
siswa dapat berperilaku sesuai dengan nilai pancasila maka langkah pertama yang
dilakukan adalah menjadikan sekolah sebagai lembaga pembentukan karakter. Untuk
itu, sekolah harus berupaya menumbuhkan budaya positif di sekolah.
Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif di kelas. Hal ini juga dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah dan tidak menekan
Dengan adanya kesepakatan kelas yang diharapkan dapat
menumbuhkan disiplin positif murid serta pembelajaran berdiferensiasi yang
mengakomodasi kebutuhan belajar murid (kesiapan murid, minat belajar dan profil
belajar) diharapkan murid dapat merasakan merdeka belajar, pembelajaran yang
menyenangkan hingga pada akhirnya mengarah pada peningkatan hasil belajar murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar